http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2013/10/21/240630/Peneguhan-Kota-Inklusi
http://atmokanjeng.wordpress.com/2013/10/22/peneguhan-kota-inklusi/
http://atmokanjeng.wordpress.com/2013/10/22/peneguhan-kota-inklusi/
Pencanangan Solo sebagai Kota Inklusi oleh Wali Kota Solo pada akhir
September lalu adalah ’’proyek besar’’. Mewujudkan cita-cita luhur
seperti itu tak semudah membalikkan telapak tangan karena harus
berlandaskan kesadaran komprehensif dan intensif. Dimulai dari tiap
pribadi dan ditularkan ke tiap hati untuk menjadi semangat berbagi yang
universal.
Salah satu kisah masyhur Ummi Maktum, tunanetra yang meminta
pengajaran kepada Rasulullah mendapat tempat di Alquran, bisa menjadi
sebuah upaya memunculkan kesadaran komprehensif sekaligus intensif. Saat
itu Allah Swt menegur Rasulullah karena bermuka masam dan berpaling
dari Ummi Maktum yang buta itu.
Padahal Nabi saw baru saja menyeru pembesar Qurays untuk masuk Islam.
Walaupun Allah akhirnya memberitahu bahwa mereka, para pembesar Qurays
itu, sebenarnya enggan diberi petunjuk. Adapun Ummi Maktum benar-benar
berniat ingin diberitahu tentang kebenaran. Kita bisa mengambil hikmah
dan pelajaran penting dari kisah itu, berkaitan dengan penanganan
terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK).
Salah satunya adalah mengakomodasi rasa keingintahuan mereka dan
mendukung keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Dalam Wikipedia, anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus, berbeda
dari anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental,
emosi, atau fisik.
Mereka antara lain tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, dan anak
dengan gangguan kesehatan.
Pasal 15 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan jenis
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus adalah pendidikan khusus. Pasal
32 (1) UU Nomor 20 Tahun 2003 memberikan batasan tentang peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
Layanan pendidikan khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau
memiliki kecerdasan luar biasa bisa diselenggarakan secara inklusif,
atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Dengan karakteristik dan hambatan itu, mereka perlu pelayanan
pendidikan khusus disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Modifikasi Teks
Contoh, tunanetra memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan
Braille, dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Yang
menjadi masalah di Solo, pendidikan khusus hanya ada pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia di Indonesia. Namun
kadang yang luput diperhatikan adalah cara pandang masyarakat terhadap
penyandang disabilitas. Publik harus bisa mengenyahkan anggapan mereka
hanyalah beban dan sebuah aib. Mereka justru amanah. Mengeluh tak akan
mengubah lebih baik. Sebaliknya dorongan positif akan menciptakan
suasana yang mutualistik.
Hal ini seperti kisah Aa Gym dan adiknya yang cacat sejak lahir. Aa
Gym tiap hari mengantarkan sang adik berangkat ke sekolah. Bahkan
adiknya yang cacat itu, menurut Aa Gym, adalah guru yang mengajarkan
tentang kebijaksanaan hidup, dan sikap tawakal kepada Allah. Kita
percaya bahwa tiap manusia mempunyai kesempatan menjadi besar lebih dari
sosoknya.
Biarpun ia cacat atau tidak sempurna, acapi secara mengejutkan mampu
memberikan perubahan besar p a d a lingkungan, bahkan untuk dunia. Entah
itu dari sikap atau perilakunya. Realitas itu bukankah sudah dikisahkan
dalam Alquran lewat Ummi Maktum? Setelah mendapatkan ilmu dan petunjuk
ia pun jadi tokoh dan sosok pejuang yang akan terus disebut dan dipuji
dalam sejarah.
Atau kisah Aa Gym dalam kehidupan spiritualnya yang terinspirasi adik
yang cacat, juga sosok Stephen Hawking yang selalu lekat dengan kursi
roda tapi dunia mengakui eksistensi dan sumbangsih karyanya untuk dunia?
(10
*) Andri Saptono, warga Suruh Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar
0 comments:
Post a Comment