Thursday 3 July 2014

Renokenongo Hanyut Bersama Ali*

Puisi karya Pradita Nurmalia. Termaktub dalam antologi puisi bersama; 8 Tahun Lumpur Lapindo "Gemuruh Ingatan"

Aku hanya ingin menuliskan ombak di mataku
yang liar meraba setiap getar
Sebuah Kota menjadi lumpur
Mengantar penghuninya pada kematian panjang
Mereka meletakkan abunya dikeningmu
Dan menanam bangkai otak di dalamnya
Mengajarkanmu dunianya.
Mulutmu meminjamkan hidup
Mengusir kegelapan, lalu menghitam lagi
Matahari tak memiliki tali
Lalu pada siapa cerita ini kutitipkan
Kau renggut tubuh ini,
Melepaskan satu persatu perjalananku
Dengan bayang-bayang yang tak kupahami.
Dalam sunyi yang asing
Wajah-wajah mereka terlukis
Dalam sketsa panjang di pori-pori tulangku.
Orang-orang meniupkan kebesaran di ubun-ubun
Mengurai aturan-aturan menjadi huruf-huruf
yang bersererakan.
Aku tak punya kuas
Untuk mengembalikan warnanya yang hijau, biru.
Di tanah baruku, tak ada yang harus dipulangkan
Karna Tuhan tak menemukan jalan keluar.
Dan kulihat dewa-dewa tanpa nama turun
Menanggalkan nafas yang kupinjam.
Aku tenggelam.

Surakarta, 17 Maret 2014
*Ali Azhar Akbar, penulis buku Lapindo File : Konspirasi SBY-Bakrie. Buku yang diterbitkan oleh Indopetro Publishing pada 28 Mei 2012 itu memotret bencana yang ditimbulkan perusahaan pengeboran Lapindo Brantas Incorporated di Sidoarjo Jawa Timur. Buku setebal 499 halaman itu setengahnya berisi dokumen dan fakta tentang lumpur Lapindo. Sebelumnya, pada 2007, alumni Institut Teknologi Bandung ini menulis Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo: dari Aktor Hingga Strategi Kotor. Setelah menulis buku Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie ini, Ali Azhar tiba-tiba menghilang.

Posting serupa di grup Pakagula

Baca juga: http://www.tempo.co/read/news/2014/05/29/114581039/Buku-Antologi-Puisi-8-Tahun-Lapindo-Diluncurkan

0 comments:

Post a Comment